Sampah siapapun pasti mengetahuinya. Ketika masih dibutuhkan, barang sangat dijaga dan diperlukan dengan baik. Namun, ketika tidak terpakai, barang dibuang begitu saja tanpa dipedulikan. Padahal, tidak semua sampah adalah musuh yang harus dimusnahkan. Melalui pengolahan secara terpadu sebagian besar sampah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kawan.
Sampah adalah material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan
konsekuensi dari adanya aktivitas manusia, yang ada hanyalah produk-produk
tidak bergerak. Sampah bagi setiap orang memang memiliki pengertian relatif
berbeda dan subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu bisa saja menjadi harta
berharga. Hal ini cukup wajar mengingat setiap orang memiliki standar hidup dan
kebutuhan tidak sama.
Sampah atau waste memiliki banyak
pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya sampah adalah
suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam
setiap fase materi, yaitu padat, cair dan gas.
Secara sederhana, jenis sampah dapat
dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari mahluk hidup, seperti dedaunan sampah
dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai alami (degradable). Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering
adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable)
seperti karet, plastik, kaleng dan logam merupakan bagian dari sampah kering.
Jika diurai secara rinci, sampah
dibagi sebagai berikut :
1.
Human
Erecta, merupakan istilah bagi bahan buangan yang di keluarkan oleh tubuh
manusia sebagai hasil pencernaan. Tinja (faeces)
dan air seni (urine) adalah hasilnya.
Sampah manusia ini berbahaya bagi kesehatan karena bisa menjadi vektor penyakit
yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
2.
Sewage,
yaitu air limbah buangan rumah tangga maupun pabrik. Limbah cair rumah tangga
umumnya dialirkan ke got tanpa proses penyaringan, seperti sisa air mandi,
bekas cucian dan limbah dapur. Sementara itu, limbah pabrik perlu diolah secara
khusus sebelum dilepas ke alam bebas agar lebih aman. Namun, tidak jarang
limbah berbahaya ini disalurkan ke sungai atau laut tanpa penyarinagan.
3.
Refuse.
Refuse diartikan sebagai bahan sisa proses industri atau hasil sampingan
kegiatan rumah tangga. Refuse inilah yang populer disebut sampah dalam
pengertian masyarakat sehari-hari.
Sampah ini dibagi menjadi garbage (sampah lapuk) dan rubbish (sampah tidak lapuk dan tidak mudah lapuk). Sampah lapuk adalah sampah sisa-sisa pengolahan rumah tangga (limbah rumah tangga) atau hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan, seperti sayur mayur. Sementara itu, sampah tidak lapuk merupakan jenis sampah yang tidak bisa lapuk sama sekali, seperti mika, kaca dan plastik. Sampah tidak mudah lapuk merupakan sampah yang sangat sulit terurai, tetapi bisa hancur secara alami dalam jangka waktu lama. Sampah jenis ini ada yang dapat terbakar (kertas dan kayu) dan tidak terbakar (kaleng dan kawat).
Sampah ini dibagi menjadi garbage (sampah lapuk) dan rubbish (sampah tidak lapuk dan tidak mudah lapuk). Sampah lapuk adalah sampah sisa-sisa pengolahan rumah tangga (limbah rumah tangga) atau hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan, seperti sayur mayur. Sementara itu, sampah tidak lapuk merupakan jenis sampah yang tidak bisa lapuk sama sekali, seperti mika, kaca dan plastik. Sampah tidak mudah lapuk merupakan sampah yang sangat sulit terurai, tetapi bisa hancur secara alami dalam jangka waktu lama. Sampah jenis ini ada yang dapat terbakar (kertas dan kayu) dan tidak terbakar (kaleng dan kawat).
4.
Industrial
Waste. Industrial Waste ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan
bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar