LEMBARAN CINTA TENTANGMU
Kuambil buku itu...
kubuka lembar demi lembar...
kubaca dengan perlahan...
agar aku tau dirimu...
agar aku kenal denganmu...
agar aku bisa mencintaimu...
kubaca saat kelahiranmu
dan...
akupun menjadi tau betapa dahsyatnya saat itu
arsy berguncang... malaikat bergembira... semua makhluk bersuka cita...
begitu banyak berkah yang Allah berikan karenamu
semua menyambut kelahiranmu
semua bersyukur atas kedatanganmu
karena engkaulah...
engkaulah pembawa rahmat bagi alam semesta
kubuka lagi lembaran buku itu...
kuingin tau masa sebelum kenabianmu
betapa indah wajahmu
betapa indah akhlaqmu
semua menyayangimu
semua mencintaimu
semua mengagumimu
semua memujimu...
Engkaulah al amiin
Engkaulah penyambung tali silaturahmi
Engkaulah penolong orang miskin
taukah engkau yaa Rosulallaah...
aku semakin kagum pada dirimu
kubuka lagi lembaran itu...
kubaca saat pertama kali wahyu turun kepadamu
saat engkau digua hiro
saat engkau menjauh dari hiruk pikuk dunia
Jibril datang menyuruhmu untuk membaca
ku turut rasakan ketakutanmu
engkau gemetar...
engkau kedinginan...
tapi... istrimu yang setia memberikan kekuatan padamu
menyelimutimu... memelukmu... menghiburmu...
membelamu dengan harta jiwa dan raganya...
taukah engkau yaa rasulallaah...
kuingin bisa menjadi sepertinya
kubuka lagi lembaran itu...
ku jadi tau...
begitu berat awal perjuangan dakwahmu
ku jadi tau betapa besar kesabaranmu
disaat engkau dicaci
disaat engkau diludahi
disaat engkau disakiti
Engkau balas semua itu dengan cinta
Engkau balas semua itu dengan doa
air mata yang menetes dipipimu...
bukan karena marah dan kecewamu
tapi karena besarnya cintamu pada kami
ummatmu yaa rosulallaah...
kubuka lagi lembaran itu...
kubaca perjalanan hijrahmu
Engkau ditemani oleh temanmu yang setia
yang selalu menghawatirkanmu
sesaat dia berjalan di depanmu
sesaat dia dibelakangmu
sesaat diw dikananmu
sesaat dia dikirimu
rasa cintanya yg teramat sangat kepadamu
membuatnya rela mengorbankan nyawa untukmu
taukah Engkau yaa rosulallaah...
aku iri padanya...
aku iri pada besarnya cintanya padamu
aku ingin bisa mencintaimu seperti cintanya kepadamu
kubuka lagi lembaran itu...
aku tersenyum... aku merasakan kebahagiaan mereka
disaat orang2 anshor menyambut kedatanganmu di madinah
mereka gembira... mereka bersuka cita...mereka menyanyi menyambut kehadiranmu
kubuka lagi lembaran itu
kubaca perjuanganmu dengan para sahabat
betapa kuat ikatan antara dirimu dan mereka
mereka sll berada disampingmu
mereka berperang bersamamu
mereka tak takut mati untuk membelamu
betapa besar cinta mereka kepadamu
mereka tidak pernah rela kau disakiti
mereka tidak pernah rela kau dihina
mereka tidak pernah rela kau terluka
merekalah pecinta pecinta sejatimu
mampukah kami memiliki cinta seperti yg mereka miliki untukmu?
mampukah kami menjadi pembela agama dan syariatmu?
mampukah kami tuk menjalani sunnah sunnahmu?
ya rasulallah... sungguh kuingin mendapat ridhomu
kubuka terus lembaran itu
kusemakin ingin tau tentangmu...
dan akupun menyadari...
betapa berat amanah yg hrs engkau emban
tidak pernah lelah engkau berjuang
tidak pernah lelah engkau berdakwah
tak kau pedulikan panas yang menghadang
tak kau pedulikan lapar yang melilit
tak kau pedulikan darah yang menetes dari tubuh sucimu yang terluka
23 tahun kau habiskan waktumu mengemban risalah
23 tahun kau sll berjuang untuk kami
23 tahun kau memahan lelah dan sakit demi kami
makkah dan madinah menjadi saksi atas pengorbananmu untuk kami
makkah dan madinah menjadi saksi besarnya cintamu pada kami
makkah dan madinah menjadi saksi atas beratnya cobaan yg harus kau hadapi demi kami
ya rasulallaah...
alangkah hinanya diri ini
dengan besarnya cintamu pada kami
kami mengabaikanmu
kami sering melupakanmu
bahkan kami tidak banyak tau tentangmu
betapa banyak hari yang terbuang tanpa kami ingat kepadamu
betapa banyak air mata yg menetes bukan karena rindu kepadamu
betapa sering kami lakukan sunnahmu tanpa sambungkan hati kami kepadamu
betapa rendahnya kami karena tak pernah berusaha untuk membalas kebaikanmu
ya rasulallaah...
kubaca detik detik terakhirmu meninggalkan kami
kau ucapkan ummatii... ummatii
yang kau panggil adalah kami
yang kau hawatirkan hanya kami
yang kau pikirkan bagaimana kami setelah engkau pergi
ya Allah...
dengan besarnya cintanya pada kami
kumemohon padamu...
berikan kepada kami hati yang selalu cinta dan rindu pada kekasihMu
berikan kepada kami mata yang selalu rindu ingin melihat wajah sucinya
berikan kepada kami telinga yang selalu rindu tuk mendengar disebut namanya
berikan kepada kami lisan yang rindu tuk sll bersolawat kepadanya
kututup buku itu dengan air mata yang masih terus menetes dipipi
rasa haru masih menguasai hatiku...
tapi... kubersyukur padaMu ya Rob...
telah kau buka hatiku tuk ingin tau dan mengenal kekasihMu
dan kuberharap... semoga buku yang kubaca ini kelak kan menjadi saksi
yang kan menghantarku
tuk bisa bersanding dengannya disyurga nanti...
Oleh : Ummi Fairuz (Istri Buya Yahya)
Kuambil buku itu...
kubuka lembar demi lembar...
kubaca dengan perlahan...
agar aku tau dirimu...
agar aku kenal denganmu...
agar aku bisa mencintaimu...
kubaca saat kelahiranmu
dan...
akupun menjadi tau betapa dahsyatnya saat itu
arsy berguncang... malaikat bergembira... semua makhluk bersuka cita...
begitu banyak berkah yang Allah berikan karenamu
semua menyambut kelahiranmu
semua bersyukur atas kedatanganmu
karena engkaulah...
engkaulah pembawa rahmat bagi alam semesta
kubuka lagi lembaran buku itu...
kuingin tau masa sebelum kenabianmu
betapa indah wajahmu
betapa indah akhlaqmu
semua menyayangimu
semua mencintaimu
semua mengagumimu
semua memujimu...
Engkaulah al amiin
Engkaulah penyambung tali silaturahmi
Engkaulah penolong orang miskin
taukah engkau yaa Rosulallaah...
aku semakin kagum pada dirimu
kubuka lagi lembaran itu...
kubaca saat pertama kali wahyu turun kepadamu
saat engkau digua hiro
saat engkau menjauh dari hiruk pikuk dunia
Jibril datang menyuruhmu untuk membaca
ku turut rasakan ketakutanmu
engkau gemetar...
engkau kedinginan...
tapi... istrimu yang setia memberikan kekuatan padamu
menyelimutimu... memelukmu... menghiburmu...
membelamu dengan harta jiwa dan raganya...
taukah engkau yaa rasulallaah...
kuingin bisa menjadi sepertinya
kubuka lagi lembaran itu...
ku jadi tau...
begitu berat awal perjuangan dakwahmu
ku jadi tau betapa besar kesabaranmu
disaat engkau dicaci
disaat engkau diludahi
disaat engkau disakiti
Engkau balas semua itu dengan cinta
Engkau balas semua itu dengan doa
air mata yang menetes dipipimu...
bukan karena marah dan kecewamu
tapi karena besarnya cintamu pada kami
ummatmu yaa rosulallaah...
kubuka lagi lembaran itu...
kubaca perjalanan hijrahmu
Engkau ditemani oleh temanmu yang setia
yang selalu menghawatirkanmu
sesaat dia berjalan di depanmu
sesaat dia dibelakangmu
sesaat diw dikananmu
sesaat dia dikirimu
rasa cintanya yg teramat sangat kepadamu
membuatnya rela mengorbankan nyawa untukmu
taukah Engkau yaa rosulallaah...
aku iri padanya...
aku iri pada besarnya cintanya padamu
aku ingin bisa mencintaimu seperti cintanya kepadamu
kubuka lagi lembaran itu...
aku tersenyum... aku merasakan kebahagiaan mereka
disaat orang2 anshor menyambut kedatanganmu di madinah
mereka gembira... mereka bersuka cita...mereka menyanyi menyambut kehadiranmu
kubuka lagi lembaran itu
kubaca perjuanganmu dengan para sahabat
betapa kuat ikatan antara dirimu dan mereka
mereka sll berada disampingmu
mereka berperang bersamamu
mereka tak takut mati untuk membelamu
betapa besar cinta mereka kepadamu
mereka tidak pernah rela kau disakiti
mereka tidak pernah rela kau dihina
mereka tidak pernah rela kau terluka
merekalah pecinta pecinta sejatimu
mampukah kami memiliki cinta seperti yg mereka miliki untukmu?
mampukah kami menjadi pembela agama dan syariatmu?
mampukah kami tuk menjalani sunnah sunnahmu?
ya rasulallah... sungguh kuingin mendapat ridhomu
kubuka terus lembaran itu
kusemakin ingin tau tentangmu...
dan akupun menyadari...
betapa berat amanah yg hrs engkau emban
tidak pernah lelah engkau berjuang
tidak pernah lelah engkau berdakwah
tak kau pedulikan panas yang menghadang
tak kau pedulikan lapar yang melilit
tak kau pedulikan darah yang menetes dari tubuh sucimu yang terluka
23 tahun kau habiskan waktumu mengemban risalah
23 tahun kau sll berjuang untuk kami
23 tahun kau memahan lelah dan sakit demi kami
makkah dan madinah menjadi saksi atas pengorbananmu untuk kami
makkah dan madinah menjadi saksi besarnya cintamu pada kami
makkah dan madinah menjadi saksi atas beratnya cobaan yg harus kau hadapi demi kami
ya rasulallaah...
alangkah hinanya diri ini
dengan besarnya cintamu pada kami
kami mengabaikanmu
kami sering melupakanmu
bahkan kami tidak banyak tau tentangmu
betapa banyak hari yang terbuang tanpa kami ingat kepadamu
betapa banyak air mata yg menetes bukan karena rindu kepadamu
betapa sering kami lakukan sunnahmu tanpa sambungkan hati kami kepadamu
betapa rendahnya kami karena tak pernah berusaha untuk membalas kebaikanmu
ya rasulallaah...
kubaca detik detik terakhirmu meninggalkan kami
kau ucapkan ummatii... ummatii
yang kau panggil adalah kami
yang kau hawatirkan hanya kami
yang kau pikirkan bagaimana kami setelah engkau pergi
ya Allah...
dengan besarnya cintanya pada kami
kumemohon padamu...
berikan kepada kami hati yang selalu cinta dan rindu pada kekasihMu
berikan kepada kami mata yang selalu rindu ingin melihat wajah sucinya
berikan kepada kami telinga yang selalu rindu tuk mendengar disebut namanya
berikan kepada kami lisan yang rindu tuk sll bersolawat kepadanya
kututup buku itu dengan air mata yang masih terus menetes dipipi
rasa haru masih menguasai hatiku...
tapi... kubersyukur padaMu ya Rob...
telah kau buka hatiku tuk ingin tau dan mengenal kekasihMu
dan kuberharap... semoga buku yang kubaca ini kelak kan menjadi saksi
yang kan menghantarku
tuk bisa bersanding dengannya disyurga nanti...
Oleh : Ummi Fairuz (Istri Buya Yahya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar