Kamis, 16 Juni 2016

PROPOSAL PENGAJUAN PEMBANGUNAN POS PENYULUHAN PEDESAAN (POSLUHDES)

P R O P O S A L
RENCANA PEMBANGUNAN
POS PENYULUHAN PEDESAAN


GABUNGAN KELOMPOK TANI
“RESMI LESTARI”



Description: F:\back-up\Pictures\logo\logo gapoktan resmi lestari....png











DESA SUKARESMI
KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
Sekretariat: Kp. Lija Arca Domas Rt. 04/04 Des. Sukaresmi Kec. Megamendung Kab. Bogor
GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN)
“RESMI LESTARI”
DESA SUKARESMI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR
Sekretariat: Kp. Lija Arca Domas Rt. 04/04 Des. Sukaresmi Kec. Megamendung Kab. Bogor
 


Nomor             : 012/KPTT/VI/2016                                                             Sukaresmi, 14 Juni 2016
Lampiran         : 1 (Satu) Berkas Proposal                                         Kepada,
Hal                   : Permohonan Pembangunan                       Yth, Kepala BKP5K Kab. Bogor
                          Pos Penyuluhan Pedesaan (Posluhdes)                  Di-
                                                                                                                  Tempat
Description: D:\back-up\Pictures\islam\assalamualaikum.jpg

Dalam rangka menunjang kelancaran penyampaian inovasi teknologi pertanian diperlukannya kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan secara berkesinambungan. Untuk itu diperlukannya tempat yang memadai dan memenuhi syarat sebagai pusat pertemuan petani di tingkat pedesaan untuk menerima materi penyuluhan pertanian baik yang bersifat boton up maupun top down. Sehingga petani dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya serta dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara instensif di Pos Penyuluhan Pedesaan maka petani akan sadar dengan sendirinya untuk merubah sikap dari metoda bertani yang lama ke teknik bertani yang baru sesuai dengan inovasi teknologi pertanian yang mereka peroleh dari kegiatan penyuluhan di Posluhdes.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami bermaksud untuk mengajukan permohonan dana atau fasilitas untuk pembangunan Pos Penyuluhan Pedesaan di Desa Sukaresmi yang akan dikelola oleh Gabungan Kelompoktani Resmi Lestari.
Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Description: G:\back-up\Pictures\islam\wassalamualaikum.jpg 

       

Ketua Gapoktan




H. DEDE SUPRIA
 
 







LEMBAR PENGESAHAN
PERMOHONAN PENGADAAN FASILITAS PEMBANGUNAN
POS PENYULUHAN PEDESAAN (POSLUHDES)

Diajukan Oleh:
Nama Gabungan Kelompok Tani                    : RESMI LESTARI
Ketua Gabungan Kelompok Tani                    : H. DEDE SUPRIA
Jumlah Anggota Kelompok Tani                     : 5 Kelompok Tani
Alamat Gabungan Kelompok Tani                  : Kp. Lija Arca Domas Rt. 04/04, Desa Sukaresmi
  Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor


Sukaresmi, 14 Juni 2016
Penyuluh Pertanian Lapang




Andri Kiswantoro, SST.
 
 









Diketahui,
Kepala Desa Sukaresmi




Baehaki

 
Kepala BP3K V Ciawi




Edi Juhara, SP.
NIP. 195612311979121010
 
 












1. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Visi Kementrian pertanian adalah Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan Yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani. Visi tersebut kemudian dielaborasi kedalam beberapa misi salahsatunya adalah Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.
Terkait dengan hal tersebut, salahsatu upaya yang terus dilakukan adalah menumbuhkembangkan kelompok tani dan gabungan kelompok tani, agar menjadi sebuah lembaga yang mampu menjadi wahana belajar, kerjasama dan menjadi sebuah unit produksi yang memadai.
Terbitnya Permentan 273 tahun 2008, yang kemudian disempurnakan dalam Permentan 82 tahun 2013, sejatinya dapat menjadi pemicu bagi penyuluh pertanian untuk meningkatkan kualitas kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Tiga indikator kunci sebagaimana tercantum dalam kedua peraturan tersebut adalah memfungsikan petani sebagai Wahan belajar, kerjasama dan unit produksi. Ketiganya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kemudian, selain upaya sebagaimana tercantum dalam permentan di atas, ada upaya lain yang dapat mempengaruhi kualitas dan kemampua kelompok tani dan gapoktan agar lebih baik, yaitu dengan mengembangkan Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes).
Posluhdes adalah unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama dalam kegiatan penyuluhan di tingkat desa/kelurahan (Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan). Posluhdes merupakan ujung tombak pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian karena lokasinya berada di desa/kelurahan. Disamping itu, Posluhdes juga memiliki peran yang strategis untuk kemajuan pembangunan pertanian di pedesaan.
Peran-peran Posluhdes tersebut diantaranya dalah; memudahkan penyuluh dalam menginventarisir permasalahan petani dilapangan, proses interaksi petani dengan penyuluh di Posluhdes akan berujung pada inventarisasi permasalahan petani oleh penyuluh, Posluhdes tidak hanya sebagai tempat bertemunya petani dan penyuluh, tapi di Posluhdes tersedia berbagai informasi tentang pertanian, seperti informasi dari media Sinar Tani, buku-buku pertanian, Folder, Leaflet, Brosur dan media penyuluhan lainnya, dengan adanya media tersebut pada umumnya petani akan mudah memberikan pertanyaan karena mereka akan memiliki sedikit gambaran tentang masalah yang dihadapinya.
Selanjutnya, Posluhdes juga sangat berperan dalam membangun petani, kelompoktani dan gabungan kelompoktani menjadi lebi komptetitif, karena adanya posluhdes di tiap desa dapat merangsang petani untuk menjadikan Posluhdes mereka sebagai posluhdes terbaik dengan layanan prima bagi anggotanya. Dengan demikian keberadaan Posluhdes akan benar-benar menjadi basis bagi kegiatan penyuluhan di tingkat desa.
Keberadaan Posluhdes juga dianggap dapat bepengaruh bagi kegiatan pengembangan agribisnis petani. Secara umum lokasi Posluhdes berada ditengah atau pusat desa, dimana setiap petani yang ada didesa terebut mampu menjangkaunya.
Letaknya yang strategis tersebut dapat digunakan oleh kelompok sebagai tempat atau display untuk usaha mereka. Kegiatan pengembangan agribisnis, terkait dengan perencanaan, pengelolaan dan penguatan kemitraan dengan pihak lain juga dapat dilakukan ditempat ini.
Mengingat pentingnya keberadaan Posluhdes tersebut maka sudah selayaknya pemerintah, baik melalui Kementrian, Provinsi maupun Kabupaten, menumbuh kembangkan keberadaannya dan menjadikannya sebagai basis utama penyuluhan di tingkat desa.
Adapun yang melatar belakangi pembentukan Posluhdes ini di antaranya yaitu:
1.    UU Nomor. 16 Tahun 2006.
2.    Masih lambannya trasper teknologi.
3.    Sulitnya merubah perilaku petani dari penerima menjadi pencari informasi dan teknologi baru.
4.    Masih banyak penyuluh yang mendapat tugas lebih dari 1 wilayah binaan.
5.    Terlambatnya kemampuan dan waktu

1.2.   Tujuan
Adapun tujuan dari pembentukan Pos Penyuluhan Pedesaan ini ialah:
1.    Untuk mempermudah dan memperlancar penyampaian informasi teknologi kepada petani.
2.    Agar petani lebih proaktif dalam mencari teknologi dan informasi pertanian secara umum.
3.    Untuk merangsang petani/kontak tani dalam berkarya dan menemukan teknologi baru yang merupakan hasil karya petani sendiri.

1.3.  Manfaat
Sebagai corong dan basis pelaksanaan penyuluhan pada tingkat pedesaan, Posluhdes merupakan tempat penyampaian informasi, teknologi dan inovasi baru yang akan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Di dalam Posluhdes juga akan ditempel lembaran berupa poster dan folder yang berisi hasil penelitian dan temuan teknologi baru di bidang pertanian.
Sebagai basis kegiatan penyuluhan pertanian di desa, Posluhdes merupakan pos koordinasi, konsultasi dan singkronisasi seluruh kegiatan yang terkait dengan penyuluhan, seperti yang tertuang dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang SP3K.
Sebagai sumber informasi dan tempat konsultasi bagi petani/kontak tani, karena Penyuluh Pertanian Lapangn (PPL) akan selalu berada pada Posluhdes, setelah melakukan kunjungan ke kelompok tani di lapangan.
Sebagai ajang tempat berkompetisi, bagi petani/kontak tani yang berprestasi baik melalui tulisan maupun dari hasil temuan teknologi baru yang didapat dari pengalaman atau ide sendiri, diberikan kesempatan untuk menampilkan hasil karyanya tersebut dan akan dievaluasi setiap tahun oleh penyuluh.












II. IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

2.1.      Deskripsi Umum
2.1.1.      Letak wilayah
Kelompoktani yang tergabung dalam Gabungan Kelompoktani Resmi Lestari Desa Sukaresmi berada di bawah binaan dan pengawasan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) V wilayah Ciawi Kabupaten Bogor.
Jarak dari desa Sukaresmi ke Kecamatan sekitar 4 km, sementara jarak ke pusat pemasaran Ciawi/Cisarua antara 6 sampai dengan 9 km, dan pusat pemasaran kota Bogor sekitar 12 km, dengan fasilitas jalan rata-rata beraspal serta kendaraan roda dua dan roda empat.
2.1.2.      Luas wilayah
No
Desa
Pertanian
( Ha )
Peternakan
( Ha )
Perikanan
( Ha )
Kehutanan
( Ha )
Jumlah
( Ha )
Ket
1
Sukaresmi
88
1,0
1,0
300,0
390

    Sumber : RKTP Desa Sukaresmi Tahun 2015
2.1.3.      Batas wilayah
·         Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukakarya
·         Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukamanah
·         Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuta
·         Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bojong Murni Kec. Ciawi

2.2.      Potensi Sumber Daya Alam
2.2.1.      Topografi
Topografi wilayah desa Sukaresmi yaitu mulai dari datar, bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 500 sampai dengan 700 dpl, suhu maksimal 25OC dan minimal 18OC, curah hujan rata-rata 1800 mm.
2.2.2.      Curah hujan
Data curah hujan wilayah desa Sukaresmi khususnya dan BP3K V Ciawi umumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
Bulan
Tahun
Jumlah
Rata – rata
2009
2010
2011
2012
2013
Hh
Mm
Hh
Mm
Hh
Mm
Hh
Mm
Hh
Mm
Hh
Mm
Hh
Mm
1
Januari
25
604.1
29
416.2
28
389.2
28
396.3
27
851.0
137
2656.8
27.4
531.3
2
Februari
28
532.2
26
521.0
19
263.4
29
346.2
19
338.0
121
2000.8
24.2
400.2
3
Maret
25
386.4
28
470.7
26
223.6
25
238.9
25
405.0
129
1724.6
25.8
344.9
4
April
20
220.3
19
81.5
24
216.0
21
315.2
22
344.0
106
1177
21.2
235.4
5
Mei
22
368.7
21
288.7
24
175.1
19
140.8
20
494.0
106
1467.3
21.2
293.5
6
Juni
15
128.4
18
254.8
9
140.7
11
64.3
17
121.9
70
710.1
14
142.0
7
Juli
5
87.2
21
137.2
6
36.4
9
41.6
18
262.6
59
565
11.8
113
8
Agustus
6
14.9
20
304.9
5
8.8
7
11.9
11
132.3
49
472.8
9.8
94.6
9
September
13
64.6
25
373.8
14
57.4
12
121.3






10
Oktober
19
356.1
25
424.9
18
292.0
21
241.5






11
Nopember
25
308.6
28
285.5
26
394.5
28
363.5






12
Desember
25
229.9
30
290.5
27
251.8
28
422.9






Jumlah
228
3301.4
290
3849.7
226
2448.9
238
2704.4






Tata – rata
19
275.1
24.1
320.8
18.8
204.1
19.8
225.4






  Sumber : Balai Meteorologi dan Geografi Citeko–Cisarua
2.2.3.      Klasifikasi dan Tata Guna Lahan
Letak geografis wilayah desa Sukaresmi yang berada di lereng gunung Pangrango memiliki udara yang sejuk, cocok untuk pengembangan usaha tani sayuran,  tersedia air yang cukup dan tanah subur. Jenis tanah Inseptisol dan Andosol dengan suhu udara yang lembap dan pH antara  4,5 sampai dengan 7,0.
Data Keragaan Klasifikasi dan Tata Guna Lahan di wilayah desa Sukaresmi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No
Desa
Lahan Basah
Lahan Kering
Perairan
Ket
½
Teknis
Sederhana
T.H.
Jml
Tegal
Ternak
Kebun
Hutan
Jml
Situ
Kolam
Aquarium
Jml
1
Sukaresmi
-
65,0
35,0
100,0
36,0
0,1
200,0
299,0
652,0
-
1,0
-
1,0

   Sumber : Kecamatan Megamendung dalam Angka Tahun 2014

2.3.      Potensi Sumber Daya Manusia
Pertumbuhan penduduk terus meningkat karena angka kelahiran dan yang datang terus mengalir sehingga beban daerah makin berat, hal ini berdampak  pada penciptaan lapangan kerja yang harus tersedia.
2.3.1.      Jumlah Penduduk Berdasarkan  Usia dan Jenis Kelamin
No
Desa
Laki – Laki
Perempuan
Total
KK
0 – 14
15 – 45
> 46
Jml
0 – 14
15 – 45
> 46
Jml
1
 Sukaresmi
490
1005
843
2338
462
947
794
2203
4541
1171
Sumber: Laporan  Perkembangan  Penduduk Kecamatan  Megamendung Tahun 2015
2.3.2.      Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Usaha Tani
No
Desa
KK Tani
Jumlah Kepala Keluarga (Org)
Usaha Pertanian
Usaha Peternakan
Usaha Perikanan
Usaha Kehutanan
Buruh Tani
1
 Sukaresmi
1011
505
26
20
24
436
Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015
2.3.3.      Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No
Desa
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
D3
S1
Jml
1
Sukaresmi
1376
1839
918
363
68
35
4599
   Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015

2.3.4.      Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No
Desa
Jenis Mata Pencaharian (Orang)
Pertanain
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
Jasa
Swasta
PNS
Buruh
1
Sukaresmi
260
25
15
15
157
164
10
104
 Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015
2.3.5.      Jumlah Penduduk Tani Menurut Status
No
Desa
Pemilik
Pemilik Penggarap
Penggarap
Penyekap
Buruh Tani
Jumlah
1
Sukaresmi
-
238
20
2
183
443
   Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015
2.3.6.      Jumlah Penduduk Peternak Menurut Usahanya
Wilayah BP3K Ciawi merupakan sentra pengembangan ternak terutama sapi perah dan kelinci yang dicanangkan oleh Bupati Bogor. Jumlah masyarakat yang memelihara ternak dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
NO
DESA
Jenis Ternak ( KK )
Ternak Besar
Ternak Kecil
Unggas
Kerbau
Sapi Perah
Sapi Potong
Domba
Kambing
Kelinci
Ayam Ras
Ayam Buras
Bebek
1
Sukaresmi
-
15
-
25
5
7
2
35
2
  Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015
2.3.7.      Jumlah Penduduk Pembudidaya Ikan Menurut Usahanya
Potensi  usaha pembudidaya ikan di BP3K V Wilayah Ciawi belum besar, hanya di beberapa desa saja terutama di desa Sukaresmi terdapat bandar ikan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan Tirta Pangrango Mandiri. 
No
Desa
Jenis Usaha ( KK )
Pembenih /UPR
Pembesar
Pembibitan
Komoditas
1
Sukaresmi
2
15
1
Lele & ikan hias
   Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015
2.3.8.      Jumlah Penduduk Tani Menurut Penggunaan Lahan Kehutanan
Hutan merupakan sumber kehidupan masyarakat. Hutan juga dapat menjadi malapetaka bagi masyarakat apabila penggunaannya kurang bijak. Penduduk yang memanfaatkan lahan kehutanan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
NO
Desa
Jenis Usaha ( KK)
Hutan Rakyat
Pertanian
Peternakan
Perkebunan
Agro Foresty
1
Sukaresmi
15
-
-
-
-
    Sumber : RKTP Desa Sukaresmi  Tahun 2015

2.4.      Kelembagaan Tani
Kelembagaan tani yang merupakan ujung tombak pelaksanaan penyuluhan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan petani. Kelompok tani ini diklasifikasikan berdasarkan kemampuan dalam menyerap inovasi baru.
Adapun penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang merupakan pengembangan dari berbagi aspek. Sedangkan klasifikasi kemampuan kelompok tani didasarkan atas hasil penilaian (nilai) sebagai berikut : kelas pemula, dengan nilai 0-250, kelas lanjut dengan nilai 251 -500, kelas madya, dengan nilai 501-750, kelas utama, dengan nilai 751-1000.
Adapun kelompoktani berdasarkan kelas kemampuan kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
Desa
Jumlah Kelompok Tani
Jumlah
Keterangan
Pemula
Lanjut
Madya
Utama
1
Sukaresmi
1
2
-
1
4
Aktif Semua
    Sumber : Data Primer Wilbin Sukaresmi
2.4.1.      Kelompok Tani
Berikut adalah data kelompoktani yang berada di wilayah desa Sukaresmi yang tergabung dalam Gabungan Kelompoktani Resmi Lestari.

No
Desa/
Tgl/Bln/Thn
Nama Pengurus
Komoditas
Jml
Kls
Ket
Kelompok
Pembentukan
Ketua
Sekertaris
Bendahara
Anggt
Klmpk
1
SUKARESMI








1. Tunas Tani
1998
Acu
M. Abdurrohman
H. Dede S
Horti
25
U
Aktif

2. Mitra Tani
1998
H. Uwen
Muklis
Acu
Padi
20
L
Aktif

3. Bumi Lestari
2006
Encep
Burhan
Asep
Hutan
20
L
Aktif

4.    Tirta Pangrango Mandiri

5.    Arca Pangrango
2013


2015
Rangga Iqra Nugraha


M. Abdurrohman
Solahudin




Zapar Sidiq



Lele & ikan hias


Sapi Perah
15



15
P



P
Aktif



Aktif
Sumber: Data Primer Desa Sukaresmi
2.4.2.      Fasilitas Penunjang Usaha Tani/Peternak/Pembudidaya/Kehutanan
No
Wilayah/Desa Binaan
Jenis Fasilitas
Jumlah
(Unit/Buah)
Keterangan
1

Sukaresmi
Kios Saprodi
Pasar
Traktor
Motor Roda 3
Mesin Pencacah
1
1
1
1
1

                                 Sumber : Data Primer Wilbin Sukagalih

2.5.      Teknologi yang Telah Diuji Coba
Teknologi yang dihasilkan oleh para ahli perlu diperkenalkan sebelum diaplikasikan, maka perlu di uji coba melalui beberapa metode. Metode yang dikembangkan adalah Sekolah Lapang pada padi sawah melalui program Demonstrasi Plot (Demplot) dan SL-PTT yang difokuskan pada lahan Laboratorium Lapangan (LL).  Teknologi yang telah di uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
KoMODITAS
JENIS TEKNOLOGI YANG DI UJI
METODELOGI YANG DIGUNAKAN
HASIL YANG DICAPAI
1
PERTANIAN

Padi sawah
-      Benih berlabel dan varietas unggul baru
-      Jarak tanam Legowo
-      Pupuk organik
-      Umur bibit muda
-      Tanam 1-3 bibit/rumpun
-      Penyiangan dengan gasrok
-      Pengairan berselang
-      Pemupukan spesifik lokasi
-      Panen tepat waktu dan perontokan segera
-      Pemanfaatan agen hayati
Demplot, Kursus Tani,
SL – PTT
SRI
SL Kawasan
SL Kontingensi
Optimasi lahan


Produktivitas naik rata-rata 7 Ton/Ha GKP
Atau 9,76 ton/Ha

Pisang
-      Pembibitan dengan bit
-      Pengaturan jarak tanam
-      Pembronjongan buah
-      Penjarangan anakan & perempelan
-      Pemupukan
-      Pembongkaran rumpun setelah 5 tahun diganti dengan induk pisang baru
SL – PHT
Demplot
Buah terisi dan terhindar dari lalat buah

2
PETERNAKAN

Domba
-      Pemberian hijauan berkualitas baik tidak kurang dan tidak lebih (10% dari berat badan)
-      Pemberian Konsentrat
-      Pemberian premik/air garam
-      Pemberian antibiotik
-      Penberian obat cacing, vitamin & mineral
-      Pencukuran bulu
-      Pemotongan kuku
-      Menginsentifkan breeding
Kaji terap
Demplot
Kursus tani
Temu usaha
Berat badan naik rata-rata 3,7 Kg/ ekor/bulan

Kelinci
-      Memperpendek masa beranak
-      Penanganan penyakit
-      Pemberian antibiotik, vitamin & mineral
-      Mengintensifkan breeding
Kursus tani, kunjungan kelompok,
Temu usaha
dan anjang sono
Peserta tahu waktu yang tepat
Mengawinkan kelinci

3
PERIKANAN

Lele
-      Memberi naungan pada kolam
-      Pemberian herbal pada benih lele
-      Aquaponik
Demplot

Demplot

Kaji terap
Mengurangi mortalitas sampai dengan 10 %
4
KEHUTANAN

Jamur tiram
-      Pemberian pupuk air pencucian beras
-      Posisi back lock terlentang
-      Pengisian media bekas panen
Demplot
Kursus tani
Uji coba lapangan
Konservasi DAS dan Respon Gender
Meningkatkan produktivitas dari 0,3 Kg menjadi 0,5 Kg per back lock
Sumber : Hasil Identifikasi Penyuluh dan PPS serta PKSM Tahun 2015

2.6.      Tingkat Pengelolaan Usaha Tani
Pengelolaan usaha tani di wilayah desa Sukaresmi sebagian besar masih dilakukan secara tradisional, walaupun ada beberapa usaha tani yang dilakukan secara semi maupun modern sebagian besar kelompoktani dalam pelaksanaan pengelolaan usahataninya masih dilakukan secara tradisional.
No
Desa / Kelompok Binaan
Status Pengelolaan Usaha Tani
Tradisional
Semi Modern
Agribisnis
1




Sukaresmi
-    Tunas Tani
-    Mitra Tani
-    Bumi Lestari
-    Tirta Pangrango Mandiri
-    Arca Pangrango

V
V
V

V




V

     Sumber : Data Primer Desa Sukaresmi
Selain itu, wilayah Balai Penyuluhan Pertanian , Perikanan , dan Kehutanan (BP3K) V Ciawi merupakan pengembang beberapa komoditi unggulan yang diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan para pelaku utama yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan harkat derajat kaum tani sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri khususnya di BP3K V Wilayah Ciawi maupun Kabupaten Bogor. Beberapa komoditi yang menjadi andalan wilayah BP3K V Ciawi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
a.      Sektor Pertanian Tanaman Pangan , Holtikultura , dan Perkebunan.
No
komoditi
Luas / ha
produktivitas &  produksi
TANAM
PANEN
Produktivitas (kwt)/kuartal
Produksi (ton)/kuartal
Bentuk hasil
1
Padi sawah
88
85
67,0
162877
GKP
2
Palawija






Jagung
50
47
95,1
4897,65
Tongkol

Kedelai
2
1,8
16
12,8
Biji

Ubi kayu
20
18
160
336
Ubi basah

Ubi jalar
17
12
185,4
2076,48
Ubi basah

Kacang tanah
5
4,6
31
31
Polong

Talas
7
5
142,15
1321,99
Ubi basah
3
Sayuran






Bawang daun
3
2,3
99
245,7
Daun

Kubis
1
0,7
220
440
Bunga

Wortel
1
0.9
135
3253,5
Ubi basah

Cabe merah keriting
1,5
1,4
92
478,4
Buah segar

Cabe rawit
0,5
0,5
38
83,6
Buah segar

Tomat
2
1,9
185
1295
Buah segar

Caisin
2
2
65
1833
Daun

Kacang panjang
1
1
40
20
Buah

Terung
0,2
0,2
80
48
Buah
4
Buah-buahan






Pisang (campur)
3
2,7
0,32
736
Buah

Alpukat
20
16,5
0,65
10,72
Buah

Nangka
1
1
0,5
0,36
Buah muda
5
Tanaman hias






Krisan
0,2
0,2
100000
1500000
Bunga

Aglonema
0,1
0,1
5000
5000
Rumpun
6
Perkebunan






Cengkeh
0,67
0,63
0,8
1,04
Bunga

Kelapa (butir)
0,42
0,41
100
840000
Buah

Pala
0,60
0,55
115
1,72
Buah

Jahe
0,5
0,5
250
12,5
Rimpang

Kapulaga
1
1
60
6
Buah
     Sumber : RKTP Wilbin Sukaresmi 2015
b.      Sektor Peternakan
No
Komoditas
Jumlah produksI/ ekor
jumlah panen/
ekor
produktivitas (kwt/lt)
produksi
(ton/lt)
bentuk hasil
1
Kerbau
-
-
-
-
-
2
Sapi perah
15 liter
15
-
-
Susu
3
Sapi potong
-
-
-
-
-
4
Domba
42
40
Daging
5
Kambing
7
7
-
-
Daging
6
Kelinci
44
40
-
-
Daging
7
Ayam ras
2000
1500
-
-
Daging
8
Ayam buras
150
100
-
-
Daging
9
Bebek
50
45
Daging & telur
  Sumber : RKTP Desa Sukaresmi 2015          
c.       Sektor Perikanan
No
komoditas
luas (ha/uniT)
Produktivitas
(kwt)
PRODUKSI (TON)
BENTUK HASIL
TANAM
PANEN
1
Ikan Mas
0,02
0,02


Ikan segar
2
Ikan Nila
0,03
0,02


Ikan segar
3
Gurame
0,03
0,03


Ikan segar
4
Ikan Lele
0,5
0,5


Ikan segar, benih
  Sumber : RKTP Desa Sukaresmi 2015          
d.      Sektor Kehutanan
No
komoditas
luas (ha/unit)
Produktivitas
(kwt/botol/btg)
PRODUKSI
(TON/BOTOL)
BENTUK HASIL
TANAM
PANEN
1
Lebah madu
-
-
-
-
-
2
Jamur tiram (log)
0,5
0,5
0,003 kwt
94,5
Jamur
3
Persemaian
3
3
36000
-
Batang
4
Hutan rakyat
160
-
-
-
-
5
Agro foresty
10
-
-
-
-
6
DAS Hulu
150
-
-
-
-
  Sumber : RKTP Desa Sukaresmi 2015

2.7.      Pola Tanam
Pola Tanam diarahkan kepada peningkatan Indeks Pertanaman (IP) terutama pada lahan sawah dari 200 sampai dengan 300 meter. Pola Tanam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
pola usaha tani
1
pola usaha tani lahan sawah
Tanam I    : Padi + padi + padi
tanam ii   : padi + Padi + sayuran
tanam iii  : padi + palawija + sayuran
2
pola usaha tani lahan kering
Tanam I    : Sayuran + sayuran + palAWIJA
tanam ii   : palAWIJA + sayuran + sayuran
tanam iii  : palAWIJA + sayuran + TANAMAN KERAS
  Sumber : RKTP Desa Sukaresmi 2015
a.    Pola Tanam Dalam Setahun, tahun 2014/2015
Bulan
april
MEI
JUNI
JULI
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
JAN
FEB
MAR
LAHAN BASAH
TANAM I












TANAM II












TANAM III












LAHAN KERING
TANAM I












TANAM II












TANAM III












Keterangan :                           = Padi                                                  = Sayuran
                                                = Palawija                                           = Bera












III. PELAKSANAAN POSLUHDES

Secara Umum penyuluhan merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem proses perubahan pada individu masyarakat sehingga terwujudnya perubahan sesuai dengan pola yang direncanakan. Sedangkan arti penyuluhan pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan hasil usahanya dalam tingkat kehidupan. Kartasa Poetra (1994).
Pemberdayaan masyarakat (Community Empowerement) adalah perwujudan capacity building masyarakat yang bernuansa pada pemberdayaan sumberdaya manusia melalui pengembangan kelembagaan pembangunan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat pedesaan seiring dengan pembangunan sistem sosial ekonomi rakyat, prasarana dan sarana, serta pengembangan Tiga-P, di antaranya ialah Pendampingan yang dapat menggerakkan partisipasi total masyarakat, Penyuluhan dapat merespon dan memantau ubahan-ubahan yang terjadi di masyarakat dan Pelayanan yang berfungsi sebagai unsur pengendali ketepatan distribusi aset sumberdaya fisik dan non fisik yang diperlukan masyarakat.
Menurut kaidah ekonomi, pemberdayaan masyarakat adalah proses perolehan pelaku ekonomi untuk mendapatkan surplus value sebagai hak manusia yang terlibat dalam kegiatan produksi. Upaya ini dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktor produksi (melalui kebijakan politik ekonomi yang tepat dengan kondisi dan tingkatan sosial budaya).
Salah satu kebijakan dalam pengembangan SDM yang dijalankan adalah pembentukan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk Pembangunan Daerah Melalui kegiatan ini dapat menentukan komoditas andalan untuk tiap wilayah, diikuti dengan pembinaan SDM-nya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses praktek lapangan, sehingga perlu rentetan kegiatan yang berkesinambungan tanpa dapat dibatasi oleh waktu. Proses ini menuntut adanya pentahapan sasaran yang merupakan prasyarat bagi tercapainya  tujuan pengembangan masyarakat petani, sehingga Pos Penyuluhan sebagai pusat kegiatan penyuluhan, pendampingan dan pelayanan.
Posluhdes berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk : (1) Menyusun programa penyuluhan; (2) Melaksanakan penyuluhan di desa/ kelurahan; (3) Menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; (4) Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; (5) Menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha; (6) Melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang, dan metode penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha; (7) Memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha, dan (8) Memfasilitasi forum penyuluhan pedesaan.
Posluhdes tidak beda jauh dengan Balai Penyuluhan pada tingkat kecamatan. Bedanya, Posluhdes berada di desa/ kelurahan, milik desa/ kelurahan, dibentuk dan diurus  secara partisipatif (melibatkan) pelaku utama. Keberadaan Posluhdes tidak tergantung peran pemerintah pusat dan daerah, melainkan tergantung kebutuhan dan upaya pelaku utama untuk membentuknya serta menyediakan sarana serta prasarana yang diperlukan. Tersedianya sarana dan prasarana Posluhdes dapat dibantu oleh siapapun termasuk pihak pemerintah dari tingkat desa/ kelurahan sampai dengan tingkat pusat.
Hal yang paling mendasar dalam konteks membangun masyarakat sipil ini adanya kelompok-kelompok social yang secara sengaja mengorganisir diri dalam sekumpulan organisasi atau asosiasi baik yang bersifat sektoral maupun non sektoral dengan kemampuan nya membangun keorganisasian nya secara mandiri.  Community organizing menjadi pilihan untuk penguatan masyarakat sipil yang sesungguhnya. Pemeran utama adalah masyarakat sedangkan  community organizer sebagai penggali dan pengembang potensi masyarakat. Dalam upaya untuk penguatan pengorganisasian masyarakat (kelompok Tani)   yang mampu untuk memfasilitasi masyarakat yang akan mengorganisasikan dirinya dalam kerangka membangun civil society yang tangguh dengan terlebih dahulu memperkuat skill keorganisasian. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam membangun kelompok tani yang mandiri dan tangguh, pendekatan dan metode yang dipakai dalam pendampingan adalah sebagai berikut:
3.1.  Pendampingan Dalam Pertemuan Kelompok
Kegiatan pendampingan pertemuan rutin salah satu upaya untuk penguatan kelembagaan kelompok tani dan gapoktan  seperti merumuskan tujuan kelompok secara bersama-sama, merumuskan dan mengesahkan peraturan kelompok, meningkatkan ketrampilan dalam pengelolaan kelompok serta membantu kelompok untuk menyelesaikan permasalahan-permasalaha kelompok.
Pendampingan kepada kelompok tani dan gapoktan/masyarakat bertujuan untuk memandirikan masyarakat melalui kelompok-kelompok. Hal ini diharapkan menjadi organisasi yang mandiri dan berkelanjutan dengan mempunyai ciri visi, manajemen organisasi, manajemen keuangan, akuntabilitas organisasi, dan jaringan.
Pendampingan ini akan terlaksana dengan baik apabila kelompoktani yang tergabung dalam Gapoktan mau dengan sadar untuk selalu disiplin untuk menghadiri pertemuan rutin yang diadakan di Posluhdes.
3.2.  Kegiatan Kaji Terap dan Dem Plot
Pada pertemuan ini lebih banyak difokuskan pada penguatan teknis antara lain pengamatan lapangan, diskusi masalah-masalah temuan lapangan dalam upaya pendekatan peningkatan kemampuan teknis, peningkatan produktifitas dan efisensi serta penerapan teknologi oleh anggota kelompok tani.
3.3.  Pendampingan Individu
Pendampingan individu lebih difokuskan untuk mempererat hubungan penyuluh (THL-TBPP) dan masyarakat/petani secara personal, sehingga diharapakan akan tumbuh rasa saling percaya dan dapat bersifat terbuka.
3.4.  Pendampingan Bekerjasama dengan Pihak Lain
Kegiatan pada tahapan ini merupakan fasilitasi kelompok untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam pengembangan Sapi perah dan tanaman sayuran dataran tinggi. Untuk memotivasi dalam pengembangan usaha menjadi skala ekonomi.
3.5.  Penguatan Ketahanan Pangan Dan Energi
Pangan merupakan komuditas penting dan strategis bagi bangsa, karena pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan mayarakat khususnya petani secara bersama-sama seperti diamanatkan dalam undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan dan Peraturan Pemerintah tentang ketahanan pangan menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaan pangan dilakukan dengan mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis pada sumberdaya, kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan, mengembangkan teknologi produksi pangan, mengembangkan sarana prasarana produksi pangan.







IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA
RENCANA ANGGARAN BIAYA
PEMBANGUNAN POSLUHDES, TOTAL LUAS 30 M2
JL. ARCA DOMAS KP. LIJA RT. 04/04 DESA SUKARESMI KECAMATAN MEGAMENDUNG
No
URAIAN
Volume
Sat
Hrg.Sat.
Jumlah
PEKERJAAN PERSIAPAN

Penimbunan Lahan 40cm
50
M2
10.000,-
500.000,-
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
Galian pondasi
78.75
m3
25.000,-
1.968.750,-
Sloof 20×30
3.00
m3
600,000,-
1.800.000,-
Coran 1:3:5 + 30% Batu Kali
5
m3
475.000,-
2.375.000,-
Pas. Bata
25
m2
57.500,-
1.437.500,-
JUMLAH
8.081.250,-
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Tiang Utama 50×50
25
m3
300.000,-
7.500.000,-
Tiang Praktis
15
m3
130.000,-
1.950.000,-
Balok 25×60
6
m3
100.000,-
600.000,-
JUMLAH
10.050.000,-
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Lantai Dasar
25
m3
200.000,-
5.000.000,-
Teras Depan
2
M3
200.000,-
400.000,-
Penimbunan Tanah 1.0m
25
m3
10.000,-
250.000,-
Pas. Bata
35
m2
150.000,-
5.250.000,-
Plasteran
35
m2
17.000,-
595.000,-
Atap asbes & plafon
30
M2
200.000,-
6.000.000,-
Rabat Beton T=5cm
4,35
m3
345.000,-
1.500.750,-
Keramik 40×40, kw1, std.Platinum
30
m2
81.000,-
2.430.000,-
Jumlah
21.425.750
FINISHING

Pengecatan Dinding
1
unit
3.000.000,-
3.000.000,-
Pengecatan Kayu
1
unit
500.000,-
500.000,-
Instalasi Sanitasi
5
Ls
500.000,-
2.500.000,-
Pintu
2
ttk
1.500.000,-
3.000.000,-
Lampu, Saklar, Stopkontak
1
Ls
2.000.000,-
2.000.000,-
Jumlah
11.000.000,-
Papan Posluhdes
1
unit
500.000,-
500.000,-
TOTAL KESELURUHAN
51.057.000

















V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Mengingat akan pentingnya pengadaan Pos Penyuluhan Pedesaan maka Proposal Pengadaan Pembangunan Posluhdes dapat kami simpulkan sebagai berikut:
a.    Setiap desa yang memiliki kelompoktani aktif yang tergabung dalam Gabungan Kelompoktani aktif hendaknya di desa itu terdapat Posluhdes sebagai pusat berkumpulnya pelaku utama pertanian guna transfer inovasi pertanian yang kian waktu kian berubah.
b.    Posluhdes sangat berperan penting dalam menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi petani, sehingga posluhdes dapat dijadikan sebagai tempat untuk melakukan musyawarah dalam mengambil mufakat masyarakat tani yang tergabung dalam kelompoktani.
c.    Dengan adanya posluhdes akan memudahkan petani untuk menemui penyuluh, karena penyuluh akan selalu siap siaga di dalam Posluhdes setelah melakukan kegiatan di lapangan.

5.2. Saran
Melalui Proposal Pengadaan Pembangunan Posluhdes kami sampaikan saran sebagai berikut:
a.      Instansi terkait dalam hal ini BKP5K hendaknya mengupayakan pembangunan Pos Penyuluhan Pedesaan lebih banyak lagi tiap unitnya pertahunnya, agar percepatan pengadaan Posluhdes tiap desa dapat terealisasi.
b.      Pemerintah Desa harus ikut aktif dalam mendukung kelembagaan Petani yang ada di wilayah desanya.
c.       Petani yang tergabung dalam kelompoktani harus lebih aktif lagi menghadiri pertemuan setelah adanya Posluhdes, karena pos inilah tempat mereka berkumpul.

                                                                                                        Sukaresmi, 14 Juni 2016
                                                                                                              Ketua Gapoktan




                                                                                                               H. DEDE SUPRIA 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar