Kamis, 16 Juni 2016
PROPOSAL PENGAJUAN PEMBANGUNAN POS PENYULUHAN PEDESAAN (POSLUHDES)
P R O P O S A L
RENCANA PEMBANGUNAN
POS PENYULUHAN PEDESAAN
GABUNGAN KELOMPOK TANI
“RESMI LESTARI”
DESA SUKARESMI
KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
Sekretariat: Kp. Lija Arca Domas Rt. 04/04 Des. Sukaresmi Kec. Megamendung
Kab. Bogor
GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN)
“RESMI LESTARI”
DESA SUKARESMI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR
Sekretariat:
Kp. Lija Arca Domas Rt. 04/04 Des.
Sukaresmi Kec. Megamendung Kab. Bogor
Nomor :
012/KPTT/VI/2016 Sukaresmi, 14
Juni 2016
Lampiran : 1 (Satu) Berkas Proposal Kepada,
Hal : Permohonan Pembangunan Yth, Kepala BKP5K Kab. Bogor
Pos Penyuluhan Pedesaan (Posluhdes) Di-
Tempat
Dalam rangka menunjang kelancaran penyampaian inovasi
teknologi pertanian diperlukannya kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan
secara berkesinambungan. Untuk itu diperlukannya tempat yang memadai dan
memenuhi syarat sebagai pusat pertemuan petani di tingkat pedesaan untuk
menerima materi penyuluhan pertanian baik yang bersifat boton up maupun top down.
Sehingga petani dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya serta dengan
kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara instensif di Pos Penyuluhan Pedesaan
maka petani akan sadar dengan sendirinya untuk merubah sikap dari metoda
bertani yang lama ke teknik bertani yang baru sesuai dengan inovasi teknologi
pertanian yang mereka peroleh dari kegiatan penyuluhan di Posluhdes.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami bermaksud
untuk mengajukan permohonan dana atau fasilitas untuk pembangunan Pos
Penyuluhan Pedesaan di Desa Sukaresmi yang akan dikelola oleh Gabungan
Kelompoktani Resmi Lestari.
Demikian
permohonan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
|
LEMBAR PENGESAHAN
PERMOHONAN PENGADAAN FASILITAS
PEMBANGUNAN
POS PENYULUHAN PEDESAAN (POSLUHDES)
Diajukan Oleh:
Nama
Gabungan Kelompok Tani :
RESMI LESTARI
Ketua
Gabungan Kelompok Tani :
H. DEDE SUPRIA
Jumlah
Anggota Kelompok Tani :
5 Kelompok Tani
Alamat
Gabungan Kelompok Tani : Kp. Lija Arca Domas Rt. 04/04,
Desa Sukaresmi
Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
|
Diketahui,
|
||||
|
||||
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Visi
Kementrian pertanian adalah Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan
Yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai
Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani. Visi tersebut kemudian
dielaborasi kedalam beberapa misi salahsatunya adalah Menjadikan petani yang
kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya
lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.
Terkait
dengan hal tersebut, salahsatu upaya yang terus dilakukan adalah
menumbuhkembangkan kelompok tani dan gabungan kelompok tani, agar menjadi
sebuah lembaga yang mampu menjadi wahana belajar, kerjasama dan menjadi sebuah
unit produksi yang memadai.
Terbitnya
Permentan 273 tahun 2008, yang kemudian disempurnakan dalam Permentan 82 tahun
2013, sejatinya dapat menjadi pemicu bagi penyuluh pertanian untuk meningkatkan
kualitas kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Tiga indikator kunci
sebagaimana tercantum dalam kedua peraturan tersebut adalah memfungsikan petani
sebagai Wahan belajar, kerjasama dan unit produksi. Ketiganya tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Kemudian, selain upaya sebagaimana tercantum dalam
permentan di atas, ada upaya lain yang dapat mempengaruhi kualitas dan kemampua
kelompok tani dan gapoktan agar lebih baik, yaitu dengan mengembangkan Pos
Penyuluhan Desa (Posluhdes).
Posluhdes
adalah unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif
oleh pelaku utama dalam kegiatan penyuluhan di tingkat desa/kelurahan
(Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan). Posluhdes merupakan ujung tombak pengembangan
kelembagaan penyuluhan pertanian karena lokasinya berada di desa/kelurahan.
Disamping itu, Posluhdes juga memiliki peran yang strategis untuk kemajuan
pembangunan pertanian di pedesaan.
Peran-peran
Posluhdes tersebut diantaranya dalah; memudahkan penyuluh dalam
menginventarisir permasalahan petani dilapangan, proses interaksi petani dengan
penyuluh di Posluhdes akan berujung pada inventarisasi permasalahan petani oleh
penyuluh, Posluhdes tidak hanya sebagai tempat bertemunya petani dan penyuluh,
tapi di Posluhdes tersedia berbagai informasi tentang pertanian, seperti
informasi dari media Sinar Tani, buku-buku pertanian, Folder, Leaflet, Brosur
dan media penyuluhan lainnya, dengan adanya media tersebut pada umumnya petani
akan mudah memberikan pertanyaan karena mereka akan memiliki sedikit gambaran
tentang masalah yang dihadapinya.
Selanjutnya,
Posluhdes juga sangat berperan dalam membangun petani, kelompoktani dan
gabungan kelompoktani menjadi lebi komptetitif, karena adanya posluhdes di tiap
desa dapat merangsang petani untuk menjadikan Posluhdes mereka sebagai
posluhdes terbaik dengan layanan prima bagi anggotanya. Dengan demikian
keberadaan Posluhdes akan benar-benar menjadi basis bagi kegiatan penyuluhan di
tingkat desa.
Keberadaan
Posluhdes juga dianggap dapat bepengaruh bagi kegiatan pengembangan agribisnis
petani. Secara umum lokasi Posluhdes berada ditengah atau pusat desa, dimana
setiap petani yang ada didesa terebut mampu menjangkaunya.
Letaknya
yang strategis tersebut dapat digunakan oleh kelompok sebagai tempat atau
display untuk usaha mereka. Kegiatan pengembangan agribisnis, terkait dengan
perencanaan, pengelolaan dan penguatan kemitraan dengan pihak lain juga dapat
dilakukan ditempat ini.
Mengingat
pentingnya keberadaan Posluhdes tersebut maka sudah selayaknya pemerintah, baik
melalui Kementrian, Provinsi maupun Kabupaten, menumbuh kembangkan
keberadaannya dan menjadikannya sebagai basis utama penyuluhan di tingkat desa.
Adapun yang melatar belakangi pembentukan Posluhdes
ini di antaranya yaitu:
1.
UU Nomor. 16
Tahun 2006.
2.
Masih lambannya
trasper teknologi.
3.
Sulitnya merubah perilaku
petani dari penerima menjadi pencari informasi dan teknologi baru.
4.
Masih banyak penyuluh yang mendapat tugas lebih dari 1
wilayah binaan.
5.
Terlambatnya
kemampuan dan waktu
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembentukan Pos Penyuluhan Pedesaan ini ialah:
1.
Untuk mempermudah
dan memperlancar penyampaian informasi teknologi kepada petani.
2.
Agar petani lebih
proaktif dalam mencari teknologi dan informasi pertanian secara umum.
3.
Untuk merangsang
petani/kontak tani dalam berkarya dan menemukan teknologi baru yang merupakan
hasil karya petani sendiri.
1.3. Manfaat
Sebagai corong dan basis
pelaksanaan penyuluhan pada tingkat pedesaan,
Posluhdes
merupakan tempat penyampaian informasi, teknologi dan inovasi baru yang akan
memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Di dalam Posluhdes juga akan ditempel
lembaran berupa poster dan folder yang berisi hasil
penelitian dan temuan teknologi baru di bidang pertanian.
Sebagai basis kegiatan penyuluhan
pertanian di desa, Posluhdes merupakan pos koordinasi, konsultasi dan
singkronisasi seluruh kegiatan yang terkait dengan penyuluhan, seperti yang
tertuang dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang SP3K.
Sebagai sumber
informasi dan tempat konsultasi bagi petani/kontak tani,
karena
Penyuluh Pertanian Lapangn (PPL) akan selalu berada pada Posluhdes, setelah
melakukan kunjungan ke kelompok tani di lapangan.
Sebagai ajang tempat
berkompetisi, bagi petani/kontak tani yang berprestasi baik melalui tulisan
maupun dari hasil temuan teknologi baru yang didapat dari pengalaman atau ide
sendiri, diberikan kesempatan untuk menampilkan hasil karyanya tersebut dan
akan dievaluasi setiap tahun oleh penyuluh.
II. IDENTIFIKASI
POTENSI WILAYAH
2.1.
Deskripsi Umum
2.1.1.
Letak wilayah
Kelompoktani yang tergabung dalam
Gabungan Kelompoktani Resmi Lestari Desa Sukaresmi berada di bawah binaan dan
pengawasan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) V wilayah
Ciawi Kabupaten Bogor.
Jarak dari desa Sukaresmi ke Kecamatan
sekitar 4 km, sementara jarak ke pusat pemasaran Ciawi/Cisarua antara 6 sampai
dengan 9 km, dan pusat pemasaran kota Bogor sekitar 12 km, dengan fasilitas
jalan rata-rata beraspal serta kendaraan roda dua dan roda empat.
2.1.2.
Luas wilayah
No
|
Desa
|
Pertanian
( Ha )
|
Peternakan
( Ha )
|
Perikanan
( Ha )
|
Kehutanan
( Ha )
|
Jumlah
( Ha )
|
Ket
|
1
|
Sukaresmi
|
88
|
1,0
|
1,0
|
300,0
|
390
|
|
Sumber : RKTP Desa Sukaresmi Tahun 2015
2.1.3.
Batas wilayah
·
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Sukakarya
·
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Sukamanah
·
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Kuta
·
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Bojong Murni Kec. Ciawi
2.2.
Potensi Sumber Daya Alam
2.2.1.
Topografi
Topografi wilayah desa Sukaresmi yaitu
mulai dari datar, bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian dari permukaan
laut antara 500 sampai dengan 700 dpl, suhu maksimal 25OC dan
minimal 18OC, curah hujan rata-rata 1800 mm.
2.2.2.
Curah hujan
Data curah hujan wilayah desa Sukaresmi
khususnya dan BP3K V Ciawi umumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
|
Bulan
|
Tahun
|
Jumlah
|
Rata – rata
|
|||||||||||
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Hh
|
Mm
|
Hh
|
Mm
|
|||||||
Hh
|
Mm
|
Hh
|
Mm
|
Hh
|
Mm
|
Hh
|
Mm
|
Hh
|
Mm
|
||||||
1
|
Januari
|
25
|
604.1
|
29
|
416.2
|
28
|
389.2
|
28
|
396.3
|
27
|
851.0
|
137
|
2656.8
|
27.4
|
531.3
|
2
|
Februari
|
28
|
532.2
|
26
|
521.0
|
19
|
263.4
|
29
|
346.2
|
19
|
338.0
|
121
|
2000.8
|
24.2
|
400.2
|
3
|
Maret
|
25
|
386.4
|
28
|
470.7
|
26
|
223.6
|
25
|
238.9
|
25
|
405.0
|
129
|
1724.6
|
25.8
|
344.9
|
4
|
April
|
20
|
220.3
|
19
|
81.5
|
24
|
216.0
|
21
|
315.2
|
22
|
344.0
|
106
|
1177
|
21.2
|
235.4
|
5
|
Mei
|
22
|
368.7
|
21
|
288.7
|
24
|
175.1
|
19
|
140.8
|
20
|
494.0
|
106
|
1467.3
|
21.2
|
293.5
|
6
|
Juni
|
15
|
128.4
|
18
|
254.8
|
9
|
140.7
|
11
|
64.3
|
17
|
121.9
|
70
|
710.1
|
14
|
142.0
|
7
|
Juli
|
5
|
87.2
|
21
|
137.2
|
6
|
36.4
|
9
|
41.6
|
18
|
262.6
|
59
|
565
|
11.8
|
113
|
8
|
Agustus
|
6
|
14.9
|
20
|
304.9
|
5
|
8.8
|
7
|
11.9
|
11
|
132.3
|
49
|
472.8
|
9.8
|
94.6
|
9
|
September
|
13
|
64.6
|
25
|
373.8
|
14
|
57.4
|
12
|
121.3
|
|
|
|
|
|
|
10
|
Oktober
|
19
|
356.1
|
25
|
424.9
|
18
|
292.0
|
21
|
241.5
|
|
|
|
|
|
|
11
|
Nopember
|
25
|
308.6
|
28
|
285.5
|
26
|
394.5
|
28
|
363.5
|
|
|
|
|
|
|
12
|
Desember
|
25
|
229.9
|
30
|
290.5
|
27
|
251.8
|
28
|
422.9
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
228
|
3301.4
|
290
|
3849.7
|
226
|
2448.9
|
238
|
2704.4
|
|
|
|
|
|
|
|
Tata – rata
|
19
|
275.1
|
24.1
|
320.8
|
18.8
|
204.1
|
19.8
|
225.4
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Balai Meteorologi dan Geografi Citeko–Cisarua
2.2.3.
Klasifikasi dan Tata Guna Lahan
Letak geografis wilayah desa Sukaresmi yang berada
di lereng gunung Pangrango memiliki udara yang sejuk, cocok untuk pengembangan
usaha tani sayuran, tersedia air yang
cukup dan tanah subur. Jenis tanah Inseptisol dan Andosol dengan suhu udara
yang lembap dan pH antara 4,5 sampai
dengan 7,0.
Data Keragaan Klasifikasi dan Tata Guna Lahan di
wilayah desa Sukaresmi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
|
Desa
|
Lahan
Basah
|
Lahan
Kering
|
Perairan
|
Ket
|
||||||||||
½
Teknis
|
Sederhana
|
T.H.
|
Jml
|
Tegal
|
Ternak
|
Kebun
|
Hutan
|
Jml
|
Situ
|
Kolam
|
Aquarium
|
Jml
|
|||
1
|
Sukaresmi
|
-
|
65,0
|
35,0
|
100,0
|
36,0
|
0,1
|
200,0
|
299,0
|
652,0
|
-
|
1,0
|
-
|
1,0
|
|
Sumber : Kecamatan Megamendung dalam Angka Tahun 2014
2.3.
Potensi Sumber Daya Manusia
Pertumbuhan penduduk terus meningkat karena angka
kelahiran dan yang datang terus mengalir sehingga beban daerah makin berat, hal
ini berdampak pada penciptaan lapangan
kerja yang harus tersedia.
2.3.1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
No
|
Desa
|
Laki – Laki
|
Perempuan
|
Total
|
KK
|
||||||
0 – 14
|
15 – 45
|
> 46
|
Jml
|
0 – 14
|
15 – 45
|
> 46
|
Jml
|
||||
1
|
Sukaresmi
|
490
|
1005
|
843
|
2338
|
462
|
947
|
794
|
2203
|
4541
|
1171
|
Sumber: Laporan Perkembangan
Penduduk Kecamatan Megamendung
Tahun 2015
2.3.2.
Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis
Usaha Tani
No
|
Desa
|
KK Tani
|
Jumlah
Kepala Keluarga (Org)
|
||||
Usaha
Pertanian
|
Usaha
Peternakan
|
Usaha Perikanan
|
Usaha
Kehutanan
|
Buruh
Tani
|
|||
1
|
Sukaresmi
|
1011
|
505
|
26
|
20
|
24
|
436
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi Tahun 2015
2.3.3.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No
|
Desa
|
Tidak
Sekolah
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
D3
|
S1
|
Jml
|
1
|
Sukaresmi
|
1376
|
1839
|
918
|
363
|
68
|
35
|
4599
|
Sumber : RKTP Desa Sukaresmi Tahun 2015
2.3.4.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No
|
Desa
|
Jenis Mata Pencaharian (Orang)
|
|||||||
Pertanain
|
Peternakan
|
Perikanan
|
Kehutanan
|
Jasa
|
Swasta
|
PNS
|
Buruh
|
||
1
|
Sukaresmi
|
260
|
25
|
15
|
15
|
157
|
164
|
10
|
104
|
Sumber : RKTP Desa Sukaresmi Tahun 2015
2.3.5.
Jumlah Penduduk Tani Menurut Status
No
|
Desa
|
Pemilik
|
Pemilik Penggarap
|
Penggarap
|
Penyekap
|
Buruh Tani
|
Jumlah
|
1
|
Sukaresmi
|
-
|
238
|
20
|
2
|
183
|
443
|
Sumber : RKTP Desa Sukaresmi Tahun 2015
2.3.6.
Jumlah Penduduk Peternak Menurut Usahanya
Wilayah BP3K Ciawi merupakan sentra
pengembangan ternak terutama sapi perah dan kelinci yang dicanangkan oleh
Bupati Bogor. Jumlah masyarakat yang memelihara ternak dapat dilihat pada Tabel
di bawah ini.
NO
|
DESA
|
Jenis
Ternak ( KK )
|
||||||||
Ternak Besar
|
Ternak Kecil
|
Unggas
|
||||||||
Kerbau
|
Sapi Perah
|
Sapi Potong
|
Domba
|
Kambing
|
Kelinci
|
Ayam Ras
|
Ayam Buras
|
Bebek
|
||
1
|
Sukaresmi
|
-
|
15
|
-
|
25
|
5
|
7
|
2
|
35
|
2
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi Tahun 2015
2.3.7.
Jumlah Penduduk Pembudidaya Ikan Menurut Usahanya
Potensi usaha
pembudidaya ikan di BP3K V Wilayah Ciawi belum besar, hanya di beberapa desa
saja terutama di desa Sukaresmi terdapat bandar ikan yang tergabung dalam
kelompok pembudidaya ikan Tirta Pangrango Mandiri.
No
|
Desa
|
Jenis
Usaha ( KK )
|
|||
Pembenih /UPR
|
Pembesar
|
Pembibitan
|
Komoditas
|
||
1
|
Sukaresmi
|
2
|
15
|
1
|
Lele & ikan hias
|
Sumber : RKTP Desa Sukaresmi Tahun 2015
2.3.8.
Jumlah Penduduk Tani Menurut Penggunaan Lahan Kehutanan
Hutan merupakan sumber kehidupan
masyarakat. Hutan juga dapat menjadi malapetaka bagi masyarakat apabila
penggunaannya kurang bijak. Penduduk yang memanfaatkan lahan kehutanan dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
NO
|
Desa
|
Jenis Usaha ( KK)
|
||||
Hutan Rakyat
|
Pertanian
|
Peternakan
|
Perkebunan
|
Agro Foresty
|
||
1
|
Sukaresmi
|
15
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi Tahun 2015
2.4.
Kelembagaan Tani
Kelembagaan tani yang merupakan ujung tombak
pelaksanaan penyuluhan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan petani. Kelompok
tani ini diklasifikasikan berdasarkan kemampuan dalam menyerap inovasi baru.
Adapun penilaian dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang merupakan pengembangan dari berbagi aspek. Sedangkan klasifikasi
kemampuan kelompok tani didasarkan atas hasil penilaian (nilai) sebagai berikut
: kelas pemula, dengan nilai 0-250, kelas lanjut dengan nilai 251 -500, kelas
madya, dengan nilai 501-750, kelas utama, dengan nilai 751-1000.
Adapun kelompoktani berdasarkan kelas kemampuan kelompok dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
No
|
Desa
|
Jumlah Kelompok Tani
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|||
Pemula
|
Lanjut
|
Madya
|
Utama
|
||||
1
|
Sukaresmi
|
1
|
2
|
-
|
1
|
4
|
Aktif Semua
|
Sumber : Data Primer Wilbin Sukaresmi
2.4.1.
Kelompok Tani
Berikut adalah data kelompoktani yang berada di wilayah desa
Sukaresmi yang tergabung dalam Gabungan Kelompoktani Resmi Lestari.
No
|
Desa/
|
Tgl/Bln/Thn
|
Nama Pengurus
|
Komoditas
|
Jml
|
Kls
|
Ket
|
||
Kelompok
|
Pembentukan
|
Ketua
|
Sekertaris
|
Bendahara
|
Anggt
|
Klmpk
|
|||
1
|
SUKARESMI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Tunas Tani
|
1998
|
Acu
|
M. Abdurrohman
|
H. Dede S
|
Horti
|
25
|
U
|
Aktif
|
|
2. Mitra Tani
|
1998
|
H. Uwen
|
Muklis
|
Acu
|
Padi
|
20
|
L
|
Aktif
|
|
3. Bumi Lestari
|
2006
|
Encep
|
Burhan
|
Asep
|
Hutan
|
20
|
L
|
Aktif
|
|
4.
Tirta Pangrango Mandiri
5.
Arca Pangrango
|
2013
2015
|
Rangga Iqra Nugraha
M. Abdurrohman
|
Solahudin
|
Zapar Sidiq
|
Lele & ikan hias
Sapi Perah
|
15
15
|
P
P
|
Aktif
Aktif
|
Sumber: Data Primer
Desa Sukaresmi
2.4.2.
Fasilitas Penunjang Usaha Tani/Peternak/Pembudidaya/Kehutanan
No
|
Wilayah/Desa Binaan
|
Jenis Fasilitas
|
Jumlah
(Unit/Buah)
|
Keterangan
|
1
|
Sukaresmi
|
Kios Saprodi
Pasar
Traktor
Motor Roda 3
Mesin Pencacah
|
1
1
1
1
1
|
|
Sumber : Data Primer Wilbin Sukagalih
2.5.
Teknologi yang Telah Diuji Coba
Teknologi yang dihasilkan oleh para
ahli perlu diperkenalkan sebelum diaplikasikan, maka perlu di uji coba melalui
beberapa metode. Metode yang dikembangkan adalah Sekolah Lapang pada padi sawah
melalui program Demonstrasi Plot (Demplot) dan SL-PTT yang difokuskan pada
lahan Laboratorium Lapangan (LL).
Teknologi yang telah di uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
|
KoMODITAS
|
JENIS
TEKNOLOGI YANG DI UJI
|
METODELOGI
YANG DIGUNAKAN
|
HASIL
YANG DICAPAI
|
||
1
|
PERTANIAN
|
|||||
|
Padi sawah
|
-
Benih berlabel dan varietas
unggul baru
-
Jarak tanam Legowo
-
Pupuk organik
-
Umur bibit muda
-
Tanam 1-3 bibit/rumpun
-
Penyiangan dengan gasrok
-
Pengairan berselang
-
Pemupukan spesifik lokasi
-
Panen tepat waktu dan
perontokan segera
-
Pemanfaatan agen hayati
|
Demplot, Kursus Tani,
SL – PTT
SRI
SL Kawasan
SL Kontingensi
Optimasi lahan
|
Produktivitas naik rata-rata 7 Ton/Ha GKP
Atau 9,76 ton/Ha
|
||
|
Pisang
|
-
Pembibitan dengan bit
-
Pengaturan jarak tanam
-
Pembronjongan buah
-
Penjarangan anakan &
perempelan
-
Pemupukan
-
Pembongkaran rumpun setelah 5
tahun diganti dengan induk pisang baru
|
SL – PHT
Demplot
|
Buah terisi dan terhindar dari lalat buah
|
||
2
|
PETERNAKAN
|
|||||
|
Domba
|
-
Pemberian hijauan berkualitas
baik tidak kurang dan tidak lebih (10% dari berat badan)
-
Pemberian Konsentrat
-
Pemberian premik/air garam
-
Pemberian antibiotik
-
Penberian obat cacing, vitamin
& mineral
-
Pencukuran bulu
-
Pemotongan kuku
-
Menginsentifkan breeding
|
Kaji terap
Demplot
Kursus tani
Temu usaha
|
Berat badan naik rata-rata 3,7 Kg/ ekor/bulan
|
||
|
Kelinci
|
-
Memperpendek masa beranak
-
Penanganan penyakit
-
Pemberian antibiotik, vitamin
& mineral
-
Mengintensifkan breeding
|
Kursus tani, kunjungan kelompok,
Temu usaha
dan anjang sono
|
Peserta tahu waktu yang tepat
Mengawinkan kelinci
|
||
3
|
PERIKANAN
|
|||||
|
Lele
|
-
Memberi naungan pada kolam
-
Pemberian herbal pada benih
lele
-
Aquaponik
|
Demplot
Demplot
Kaji terap
|
Mengurangi mortalitas sampai dengan 10 %
|
||
4
|
KEHUTANAN
|
|||||
|
Jamur tiram
|
-
Pemberian pupuk air pencucian
beras
-
Posisi back lock terlentang
-
Pengisian media bekas panen
|
Demplot
Kursus tani
Uji coba lapangan
Konservasi DAS dan Respon Gender
|
Meningkatkan produktivitas dari 0,3 Kg menjadi 0,5 Kg per
back lock
|
||
Sumber : Hasil Identifikasi Penyuluh dan PPS serta PKSM Tahun 2015
2.6.
Tingkat Pengelolaan Usaha Tani
Pengelolaan usaha tani di wilayah desa
Sukaresmi sebagian besar masih dilakukan secara tradisional, walaupun ada
beberapa usaha tani yang dilakukan secara semi maupun modern sebagian besar
kelompoktani dalam pelaksanaan pengelolaan usahataninya masih dilakukan secara
tradisional.
No
|
Desa / Kelompok Binaan
|
Status Pengelolaan Usaha Tani
|
||
Tradisional
|
Semi Modern
|
Agribisnis
|
||
1
|
Sukaresmi
- Tunas Tani
- Mitra Tani
- Bumi Lestari
- Tirta Pangrango Mandiri
- Arca Pangrango
|
V
V
V
V
|
V
|
|
Sumber : Data Primer Desa
Sukaresmi
Selain itu, wilayah Balai Penyuluhan
Pertanian , Perikanan , dan Kehutanan (BP3K) V Ciawi merupakan pengembang
beberapa komoditi unggulan yang diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan
para pelaku utama yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan harkat
derajat kaum tani sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri khususnya di
BP3K V Wilayah Ciawi maupun Kabupaten Bogor. Beberapa komoditi yang menjadi
andalan wilayah BP3K V Ciawi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
a.
Sektor Pertanian
Tanaman
Pangan
, Holtikultura
, dan Perkebunan.
No
|
komoditi
|
Luas /
ha
|
produktivitas
& produksi
|
|||
TANAM
|
PANEN
|
Produktivitas (kwt)/kuartal
|
Produksi (ton)/kuartal
|
Bentuk hasil
|
||
1
|
Padi sawah
|
88
|
85
|
67,0
|
162877
|
GKP
|
2
|
Palawija
|
|
|
|
|
|
|
Jagung
|
50
|
47
|
95,1
|
4897,65
|
Tongkol
|
|
Kedelai
|
2
|
1,8
|
16
|
12,8
|
Biji
|
|
Ubi kayu
|
20
|
18
|
160
|
336
|
Ubi basah
|
|
Ubi jalar
|
17
|
12
|
185,4
|
2076,48
|
Ubi basah
|
|
Kacang tanah
|
5
|
4,6
|
31
|
31
|
Polong
|
|
Talas
|
7
|
5
|
142,15
|
1321,99
|
Ubi basah
|
3
|
Sayuran
|
|
|
|
|
|
|
Bawang daun
|
3
|
2,3
|
99
|
245,7
|
Daun
|
|
Kubis
|
1
|
0,7
|
220
|
440
|
Bunga
|
|
Wortel
|
1
|
0.9
|
135
|
3253,5
|
Ubi basah
|
|
Cabe merah keriting
|
1,5
|
1,4
|
92
|
478,4
|
Buah segar
|
|
Cabe rawit
|
0,5
|
0,5
|
38
|
83,6
|
Buah segar
|
|
Tomat
|
2
|
1,9
|
185
|
1295
|
Buah segar
|
|
Caisin
|
2
|
2
|
65
|
1833
|
Daun
|
|
Kacang panjang
|
1
|
1
|
40
|
20
|
Buah
|
|
Terung
|
0,2
|
0,2
|
80
|
48
|
Buah
|
4
|
Buah-buahan
|
|
|
|
|
|
|
Pisang (campur)
|
3
|
2,7
|
0,32
|
736
|
Buah
|
|
Alpukat
|
20
|
16,5
|
0,65
|
10,72
|
Buah
|
|
Nangka
|
1
|
1
|
0,5
|
0,36
|
Buah muda
|
5
|
Tanaman hias
|
|
|
|
|
|
|
Krisan
|
0,2
|
0,2
|
100000
|
1500000
|
Bunga
|
|
Aglonema
|
0,1
|
0,1
|
5000
|
5000
|
Rumpun
|
6
|
Perkebunan
|
|
|
|
|
|
|
Cengkeh
|
0,67
|
0,63
|
0,8
|
1,04
|
Bunga
|
|
Kelapa (butir)
|
0,42
|
0,41
|
100
|
840000
|
Buah
|
|
Pala
|
0,60
|
0,55
|
115
|
1,72
|
Buah
|
|
Jahe
|
0,5
|
0,5
|
250
|
12,5
|
Rimpang
|
|
Kapulaga
|
1
|
1
|
60
|
6
|
Buah
|
Sumber : RKTP
Wilbin Sukaresmi 2015
b.
Sektor Peternakan
No
|
Komoditas
|
Jumlah produksI/ ekor
|
jumlah panen/
ekor
|
produktivitas (kwt/lt)
|
produksi
(ton/lt)
|
bentuk hasil
|
1
|
Kerbau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Sapi perah
|
15 liter
|
15
|
-
|
-
|
Susu
|
3
|
Sapi potong
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Domba
|
42
|
40
|
Daging
|
||
5
|
Kambing
|
7
|
7
|
-
|
-
|
Daging
|
6
|
Kelinci
|
44
|
40
|
-
|
-
|
Daging
|
7
|
Ayam ras
|
2000
|
1500
|
-
|
-
|
Daging
|
8
|
Ayam buras
|
150
|
100
|
-
|
-
|
Daging
|
9
|
Bebek
|
50
|
45
|
Daging &
telur
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi 2015
c.
Sektor Perikanan
No
|
komoditas
|
luas
(ha/uniT)
|
Produktivitas
(kwt)
|
PRODUKSI
(TON)
|
BENTUK
HASIL
|
|
TANAM
|
PANEN
|
|||||
1
|
Ikan Mas
|
0,02
|
0,02
|
|
|
Ikan segar
|
2
|
Ikan Nila
|
0,03
|
0,02
|
|
|
Ikan segar
|
3
|
Gurame
|
0,03
|
0,03
|
|
|
Ikan segar
|
4
|
Ikan Lele
|
0,5
|
0,5
|
|
|
Ikan segar, benih
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi 2015
d.
Sektor Kehutanan
No
|
komoditas
|
luas
(ha/unit)
|
Produktivitas
(kwt/botol/btg)
|
PRODUKSI
(TON/BOTOL)
|
BENTUK
HASIL
|
|
TANAM
|
PANEN
|
|||||
1
|
Lebah madu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Jamur tiram (log)
|
0,5
|
0,5
|
0,003 kwt
|
94,5
|
Jamur
|
3
|
Persemaian
|
3
|
3
|
36000
|
-
|
Batang
|
4
|
Hutan rakyat
|
160
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Agro foresty
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
DAS Hulu
|
150
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi 2015
2.7.
Pola Tanam
Pola Tanam diarahkan kepada peningkatan Indeks Pertanaman
(IP) terutama pada lahan sawah dari 200 sampai dengan 300 meter. Pola Tanam
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
|
pola usaha tani
|
1
|
pola usaha
tani lahan sawah
Tanam
I : Padi + padi + padi
tanam ii : padi + Padi + sayuran
tanam
iii : padi + palawija + sayuran
|
2
|
pola usaha
tani lahan kering
Tanam
I : Sayuran + sayuran + palAWIJA
tanam
ii : palAWIJA + sayuran + sayuran
tanam
iii : palAWIJA + sayuran + TANAMAN
KERAS
|
Sumber : RKTP Desa
Sukaresmi 2015
a.
Pola Tanam Dalam Setahun,
tahun 2014/2015
Bulan
|
april
|
MEI
|
JUNI
|
JULI
|
AGS
|
SEP
|
OKT
|
NOV
|
DES
|
JAN
|
FEB
|
MAR
|
LAHAN BASAH
|
||||||||||||
TANAM I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TANAM II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TANAM III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LAHAN KERING
|
||||||||||||
TANAM I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TANAM II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TANAM III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan : =
Padi =
Sayuran
=
Palawija =
Bera
III. PELAKSANAAN
POSLUHDES
Secara
Umum penyuluhan merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem proses
perubahan pada individu masyarakat sehingga terwujudnya perubahan sesuai dengan
pola yang direncanakan. Sedangkan arti penyuluhan pertanian adalah suatu usaha
atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mengetahui dan
mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau
kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan hasil usahanya dalam tingkat kehidupan.
Kartasa Poetra (1994).
Pemberdayaan
masyarakat (Community Empowerement)
adalah perwujudan capacity building
masyarakat yang bernuansa pada pemberdayaan sumberdaya manusia melalui
pengembangan kelembagaan pembangunan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat
pedesaan seiring dengan pembangunan sistem sosial ekonomi rakyat, prasarana dan
sarana, serta pengembangan Tiga-P, di antaranya ialah Pendampingan yang dapat
menggerakkan partisipasi total masyarakat, Penyuluhan dapat merespon dan
memantau ubahan-ubahan yang terjadi di masyarakat dan Pelayanan yang berfungsi
sebagai unsur pengendali ketepatan distribusi aset sumberdaya fisik dan non
fisik yang diperlukan masyarakat.
Menurut kaidah
ekonomi, pemberdayaan masyarakat adalah proses perolehan pelaku ekonomi untuk
mendapatkan surplus value sebagai hak manusia yang terlibat dalam kegiatan
produksi. Upaya ini dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktor produksi
(melalui kebijakan politik ekonomi yang tepat dengan kondisi dan tingkatan
sosial budaya).
Salah satu kebijakan
dalam pengembangan SDM yang dijalankan adalah pembentukan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi untuk Pembangunan Daerah Melalui kegiatan ini dapat
menentukan komoditas andalan untuk tiap wilayah, diikuti dengan pembinaan
SDM-nya.
Pemberdayaan
masyarakat merupakan proses praktek lapangan, sehingga perlu rentetan kegiatan
yang berkesinambungan tanpa dapat dibatasi oleh waktu. Proses ini menuntut adanya
pentahapan sasaran yang merupakan prasyarat bagi tercapainya tujuan
pengembangan masyarakat petani, sehingga Pos Penyuluhan sebagai pusat kegiatan
penyuluhan, pendampingan dan pelayanan.
Posluhdes berfungsi
sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk :
(1) Menyusun programa penyuluhan; (2) Melaksanakan penyuluhan di desa/
kelurahan; (3) Menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; (4)
Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model
usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; (5) Menumbuhkembangkan
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha;
(6) Melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang, dan metode
penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha; (7) Memfasilitasi layanan
informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku
usaha, dan (8) Memfasilitasi forum penyuluhan pedesaan.
Posluhdes tidak beda
jauh dengan Balai Penyuluhan pada tingkat kecamatan. Bedanya, Posluhdes berada
di desa/ kelurahan, milik desa/ kelurahan, dibentuk dan diurus secara
partisipatif (melibatkan) pelaku utama. Keberadaan Posluhdes tidak tergantung
peran pemerintah pusat dan daerah, melainkan tergantung kebutuhan dan upaya
pelaku utama untuk membentuknya serta menyediakan sarana serta prasarana yang
diperlukan. Tersedianya sarana dan prasarana Posluhdes dapat dibantu oleh
siapapun termasuk pihak pemerintah dari tingkat desa/ kelurahan sampai dengan
tingkat pusat.
Hal yang paling
mendasar dalam konteks membangun masyarakat sipil ini adanya kelompok-kelompok
social yang secara sengaja mengorganisir diri dalam sekumpulan organisasi atau
asosiasi baik yang bersifat sektoral maupun non sektoral dengan kemampuan nya
membangun keorganisasian nya secara mandiri. Community organizing menjadi
pilihan untuk penguatan masyarakat sipil yang sesungguhnya. Pemeran utama
adalah masyarakat sedangkan community organizer sebagai penggali dan
pengembang potensi masyarakat. Dalam upaya untuk penguatan pengorganisasian
masyarakat (kelompok Tani) yang mampu untuk memfasilitasi
masyarakat yang akan mengorganisasikan dirinya dalam kerangka membangun civil society yang tangguh dengan
terlebih dahulu memperkuat skill keorganisasian. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam membangun kelompok tani yang mandiri dan tangguh, pendekatan
dan metode yang dipakai dalam pendampingan adalah sebagai berikut:
3.1. Pendampingan Dalam Pertemuan Kelompok
Kegiatan
pendampingan pertemuan rutin salah satu upaya untuk penguatan kelembagaan
kelompok tani dan gapoktan seperti merumuskan tujuan kelompok secara
bersama-sama, merumuskan dan mengesahkan peraturan kelompok, meningkatkan
ketrampilan dalam pengelolaan kelompok serta membantu kelompok untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalaha kelompok.
Pendampingan kepada
kelompok tani dan gapoktan/masyarakat bertujuan untuk memandirikan masyarakat
melalui kelompok-kelompok. Hal ini diharapkan menjadi organisasi yang mandiri
dan berkelanjutan dengan mempunyai ciri visi, manajemen organisasi, manajemen
keuangan, akuntabilitas organisasi, dan jaringan.
Pendampingan ini akan terlaksana dengan baik apabila kelompoktani yang
tergabung dalam Gapoktan mau dengan sadar untuk selalu disiplin untuk
menghadiri pertemuan rutin yang diadakan di Posluhdes.
3.2. Kegiatan Kaji Terap
dan Dem Plot
Pada pertemuan ini
lebih banyak difokuskan pada penguatan teknis antara lain pengamatan lapangan,
diskusi masalah-masalah temuan lapangan dalam upaya pendekatan peningkatan
kemampuan teknis, peningkatan produktifitas dan efisensi serta penerapan
teknologi oleh anggota kelompok tani.
3.3. Pendampingan Individu
Pendampingan
individu lebih difokuskan untuk mempererat hubungan penyuluh (THL-TBPP) dan
masyarakat/petani secara personal, sehingga diharapakan akan tumbuh rasa saling
percaya dan dapat bersifat terbuka.
3.4. Pendampingan Bekerjasama dengan
Pihak Lain
Kegiatan pada tahapan ini merupakan fasilitasi
kelompok untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam pengembangan Sapi
perah dan tanaman sayuran dataran tinggi. Untuk memotivasi dalam pengembangan
usaha menjadi skala ekonomi.
3.5. Penguatan Ketahanan
Pangan Dan Energi
Pangan merupakan komuditas penting dan strategis bagi bangsa, karena pangan
adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan
mayarakat khususnya petani secara bersama-sama seperti diamanatkan dalam
undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan dan Peraturan Pemerintah
tentang ketahanan pangan menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
yang terus berkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaan pangan dilakukan
dengan mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis pada sumberdaya,
kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan,
mengembangkan teknologi produksi pangan, mengembangkan sarana prasarana
produksi pangan.
IV. RENCANA
ANGGARAN BIAYA
RENCANA ANGGARAN BIAYA
PEMBANGUNAN POSLUHDES, TOTAL LUAS 30 M2 JL. ARCA DOMAS KP. LIJA RT. 04/04 DESA SUKARESMI KECAMATAN MEGAMENDUNG |
|||||
No
|
URAIAN
|
Volume
|
Sat
|
Hrg.Sat.
|
Jumlah
|
PEKERJAAN PERSIAPAN
|
|
||||
–
|
Penimbunan
Lahan 40cm
|
50
|
M2
|
10.000,-
|
500.000,-
|
PEKERJAAN
STRUKTUR BAWAH
|
|||||
–
|
Galian
pondasi
|
78.75
|
m3
|
25.000,-
|
1.968.750,-
|
–
|
Sloof
20×30
|
3.00
|
m3
|
600,000,-
|
1.800.000,-
|
–
|
Coran
1:3:5 + 30% Batu Kali
|
5
|
m3
|
475.000,-
|
2.375.000,-
|
–
|
Pas. Bata
|
25
|
m2
|
57.500,-
|
1.437.500,-
|
JUMLAH
|
8.081.250,-
|
||||
PEKERJAAN
STRUKTUR ATAS
|
|
||||
–
|
Tiang
Utama 50×50
|
25
|
m3
|
300.000,-
|
7.500.000,-
|
–
|
Tiang
Praktis
|
15
|
m3
|
130.000,-
|
1.950.000,-
|
–
|
Balok
25×60
|
6
|
m3
|
100.000,-
|
600.000,-
|
JUMLAH
|
10.050.000,-
|
||||
PEKERJAAN
ARSITEKTUR
|
|||||
–
|
Lantai
Dasar
|
25
|
m3
|
200.000,-
|
5.000.000,-
|
–
|
Teras
Depan
|
2
|
M3
|
200.000,-
|
400.000,-
|
–
|
Penimbunan
Tanah 1.0m
|
25
|
m3
|
10.000,-
|
250.000,-
|
–
|
Pas. Bata
|
35
|
m2
|
150.000,-
|
5.250.000,-
|
–
|
Plasteran
|
35
|
m2
|
17.000,-
|
595.000,-
|
–
|
Atap asbes
& plafon
|
30
|
M2
|
200.000,-
|
6.000.000,-
|
–
|
Rabat
Beton T=5cm
|
4,35
|
m3
|
345.000,-
|
1.500.750,-
|
–
|
Keramik
40×40, kw1, std.Platinum
|
30
|
m2
|
81.000,-
|
2.430.000,-
|
Jumlah
|
21.425.750
|
||||
FINISHING
|
|
||||
–
|
Pengecatan
Dinding
|
1
|
unit
|
3.000.000,-
|
3.000.000,-
|
–
|
Pengecatan
Kayu
|
1
|
unit
|
500.000,-
|
500.000,-
|
–
|
Instalasi
Sanitasi
|
5
|
Ls
|
500.000,-
|
2.500.000,-
|
–
|
Pintu
|
2
|
ttk
|
1.500.000,-
|
3.000.000,-
|
–
|
Lampu,
Saklar, Stopkontak
|
1
|
Ls
|
2.000.000,-
|
2.000.000,-
|
Jumlah
|
11.000.000,-
|
||||
Papan
Posluhdes
|
1
|
unit
|
500.000,-
|
500.000,-
|
|
TOTAL KESELURUHAN
|
51.057.000
|
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Mengingat
akan pentingnya pengadaan Pos Penyuluhan Pedesaan maka Proposal Pengadaan
Pembangunan Posluhdes dapat kami simpulkan sebagai berikut:
a. Setiap desa
yang memiliki kelompoktani aktif yang tergabung dalam Gabungan Kelompoktani
aktif hendaknya di desa itu terdapat Posluhdes sebagai pusat berkumpulnya
pelaku utama pertanian guna transfer inovasi pertanian yang kian waktu kian
berubah.
b. Posluhdes
sangat berperan penting dalam menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi
petani, sehingga posluhdes dapat dijadikan sebagai tempat untuk melakukan
musyawarah dalam mengambil mufakat masyarakat tani yang tergabung dalam
kelompoktani.
c. Dengan
adanya posluhdes akan memudahkan petani untuk menemui penyuluh, karena penyuluh
akan selalu siap siaga di dalam Posluhdes setelah melakukan kegiatan di
lapangan.
5.2. Saran
Melalui Proposal Pengadaan Pembangunan Posluhdes kami sampaikan saran
sebagai berikut:
a.
Instansi terkait dalam hal ini BKP5K hendaknya mengupayakan
pembangunan Pos Penyuluhan Pedesaan lebih banyak lagi tiap unitnya pertahunnya,
agar percepatan pengadaan Posluhdes tiap desa dapat terealisasi.
b.
Pemerintah Desa harus ikut aktif dalam mendukung
kelembagaan Petani yang ada di wilayah desanya.
c.
Petani yang tergabung dalam kelompoktani harus lebih
aktif lagi menghadiri pertemuan setelah adanya Posluhdes, karena pos inilah
tempat mereka berkumpul.
Sukaresmi, 14 Juni 2016
Ketua Gapoktan
H. DEDE SUPRIA
Langganan:
Postingan (Atom)